APAKAH DEEPER LEARNING PENGGANTI PEMBELAJARAN TERDIFERENSIASI?
Oleh: Marjuki
Universitas Qomaruddin Gresik
Fasilitator Program Sekolah Penggerak
Deeper learning merupakan konsep dalam pendidikan yang fokus pada pengembangan kompetensi seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan pembelajaran sepanjang hayat. Kapan konsep deeper learning mulai dikembangkan? Konsep ini mulai mendapat perhatian pada awal abad 21, terutama dalam konteks reformasi pendidikan. Ide dasar deeper learning dapat ditelusuri dari pendekatan konstruktivis (teori Jean Piaget dan Lev Vygotsky) yang mendorong pembelajaran berbasis eksplorasi dan pemahaman mendalam.
Siapa yang berkontribusi dalam pengembangan pembelajaran deeper learning? William C. Tucker dengan organisasi NRC _(National Research Council)_ Pada tahun 2012, NRC merilis laporan yang mendefinisikan deeper learning sebagai pembelajaran yang menggabungkan konten akademik dengan keterampilan abad-21. Demikian juga, Alliance for Exelence Education dan Hewlet Foundation: Organisasi ini mempopulerkan deeper learning dengan inisiatif pendidikan berbasis proyek (Project Based Learning, PjBL).
Konsep deeper learning menjadi heboh karena yang menyebutkan pak Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah. Orang menjadi kelabakan. Mengapa? Terjadi pro kontra. Pendapat yang pro, tetap kelabakan untuk mencari tahu. Ada apa dengan deeper learning? Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan konsep utuh. Berbagai sumber informasi terus digali, searching menjelajah dunia maya. Berbagai narasumber juga diburu, bahkan mencari sumber dari ring 1 yang dianggap dekengan pusat. Ternyata juga tidak puas jika hanya dapat informasi belaka. Oleh karenanya, langsung mencari narasumber yang dianggap kompeten dan cakap untuk workshop peningkatan kompetensi guru dalam implementasi konsep deeper learning. Kelompok ini tidak banyak bicara langsung tancap gas.
Pendapat yang kontra, lebih garang lagi. Mereka tidak hanya kelabakan, akan tetapi sambil ngomel-ngomel. Kurikulum Merdeka baru ngeh (baru mulai paham) kok mau berganti lagi. Bisanya hanya membuat pendidik repot. Pendidik kok dipaksa terus belajar. Sekalipun kami belajar, selalu saja ketinggalan. Lha wong saya gaptek sejak lahir, dst. Kira-kira seperti itu selentingan teman-teman kita.
Dalam situasi yang tidak biasa ini, ada juga kelompok cuek bebek. Karakter bebek acuh tak acuh. Santai saja. Tidak usil dan tidak pernah mau menanggapi ucapan, urusan, dan perilaku pihak lain. Sekalipun kurikulum bergonta-ganti, mengajar tetap seperti biasa. Tidak pernah galau dengan model pembelajaran. Mengapa? Karena selama ini tidak pernah menggunakan pendekatan, model, strategi, metode, dst. Pokoknya los. Mereka sangat serius terusik jika TPP (Tunjangan Profesi Pendidik) tidak jadi cair. Ternyata kelompok cuek bebek jumlahnya tidak sedikit, melainkan sangat besar, bahkan melampaui jumlah kelompok pro dan kontra.
Perlukah Pembelajaran Terdiferensiasi (differentiated learning) digantikan pembelajaran mendalam _(deeper learning)?_ Jangan dijawab dulu. Mari kita berselancar. Pembelajaran terdiferensiasi merupakan pendekatan yang menyesuaikan strategi pembelajaran dengan kebutuhan, minat, kemampuan, gaya belajar anak beragam dalam satu kelas. Kelebihan pembelajaran terdiferensiasi cocok untuk kelas heterogen memberikan perhatian individual, anak yang kesulitan belajar, sekaligus memberi tantangan anak yang lebih maju. Kekurangannya, membutuhkan persiapan lebih banyak, sulit diterapkan secara konsisten di kelas besar. Sangat merepotkan pendidik yang berada di zona nyaman.
Pembelajaran mendalam merupakan pendekatan yang berfokus pada pemahan yang mendalam, pemecahan masalah, berpikir kritis, dan penerapan konsep dalam konteks nyata. Kelebihannya, mengembangkan keterampilan abad-21 seperti kolaborasi, komunikasi, kreativitas. Membantu anak memahami secara bermakna. Kekuranganya, membutuhkan kurikulum yang memberikan ruang dan waktu yang cukup untuk mengintegrasikan proyek atau aktivitas belajar yang mendalam.
Masih perlukah pembelajaran terdiferensiasi digantikan pembelajaran bermakna? Tidak perlu. Mengapa? Keduanya saling melengkapi. Pembelajaran terdiferensiasi membantu memastikan semua anak memiliki akses terhadap pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar mereka. Pembelajaran mendalam membantu anak menerapkan konsep dan keterampilan yang lebih kompleks setelah mereka memahami dadar-dasarnya.
Keduanya bisa diimplementasikan dengan saling menguatkan. Bagaimana prinsipnya? Pembelajaran terdiferensiasi dapat digunakan untuk menyesuaikan pembelajaran sehingga anak siap untuk belajar lebih mendalam. Pembelajaran mendalam digunakan untuk mendorong anak mencapai pemahaman yang lebih tinggi setelah kenutuhan dasar mereka terpenuhi melalui diferensiasi.
Bagaimana solusi integrasinya tanpa harus saling menggantikannya? Pertama. Gunakan diferensiasi sebagai fondasi. Awali dengan mengidentifikasi kebutuhan anak, kemudian berikan materi dengan tingkat kesulitan berbeda sesuai kemampuan mereka. Pastikan semua anak memiliki kesempatan memahami dasar-dasar. Kedua. Tetapkan pembelajaran mendalam secara progresif. Gunakan proyek kolaboratif, studi kasus, diskusi mendalam setelah memiliki dasar yang cukup. Rancang aktivitas yang memungkinkan semua anak berpartisipasi sesuai kemampuan mereka dan tetap mendorong berpikir kritis. Ketiga. Berikan dukungan pendidik. Berikan pelatihan kepada pendidik untuk mengintegrasikan kedua pendekatan ini secara fleksibel. Gunakan teknologi pendidikan untuk membantu personalisasi/individu (sesuai kebutuhan anak) dan pembelajaran mendalam.
Dengan cara di atas, kita dapat memanfaatkan kelebihan kedua pendekatan tanpa mengorbankan salah satunya. Sedikit banyak kita sudah belajar pembelajaran terdiferensiasi, tinggal menambah pembelajaran mendalam untuk saling menguatkan sehingga terbentuk inovasi baru. Jangan takut salah berinovasi untuk mencari solusi. Takutlah jika kita belum pernah mencari solusi untuk melayani kebutuhan personal anak.
Gresik, 07 Desember 2024.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin Assalamu’alaykum, saya Muntoha Nurwahid, S.Pd. Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 11 Kabupaten Nganjuk dari